Akhir Tahun

Akhir Tahun



Harus ku akui selama 2017 ini gak banyak yang sudah ku lakukan. Di tahun 2017 ini banyak kejadian kejadian yang membuat aku harus lebih banyak belajar lagi. Terutama dalam menjaga kesehatan dan menjaga hatiku.

Asli, setahun ini dua kali aku tumbang. Pertama gara-gara minum kopi dan kebanyakan makan micin akhirnya aku harus istirahat selama seminggu di kampung.
Nulis apa ya?

Nulis apa ya?



Aku sempat bingung harus nulis apa di blog ini, tapi aku juga gak mau sampe blog ini kosong.

Supaya blog ini gak kosong aku pun menulis di Label “Yusri Arryza” yang tema tulisannya seputar blogging.

Lebih tepatnya tentang pengalamanku selama ngeblog, mulai dari kesalahanku selama blogging dan hal-hal yang harus ku lakukan selama ngebloging.

Aku juga nulis fiksi lagi dengan tema “Si Kuncil”, semoga aja fiksiku kali ini gak berhenti di tengah jalan seperti yang sudah-sudah.

Okeh langsung aja kita lajut.

Bingung harus menulis apa, adalah point yang paling gak enak. Disaat aku lagi semangat semangatnya aku sempet bingung harus nulis apa?

Yang jadi pertanyaan “Kok bisa ya?”

Tentu aja bisa, aku kan juga manusia.

Tapi bukan itu intinya.

Berikut adalah kesalahan yang membuatku bingung harus menulis apa?

Pertama          : Gak sesuai rencana awal

Yang jadi masalah adalah karena aku menulis gak sesuai rencana awal.

Contohnya begini :

Jadi, misalnya begini. Rencananya aku bulan ini aku harus menyelesaikan 4 postingan di Label Catatan Kecil Yusri.

Lalu aku pun menyiapkan 4 postingan untuk label catatan kecil yusri.

Seminggu kemudian aku merasa kesulitan di postingan ke 2, karena merasa kesulitan akhirnya aku berhenti.

Karena aku berhenti, aku jadi males nulis akhirnya aku hiatus selama sebulan. Memasuki bulan berikutnya aku mulai bingung mau nulis apa.

“Ngelanjutin tulisan yang tertunda atau membuat tulisan yang baru?”

Ngelanjutin tulisan yang tertunda berarti aku harus mempelajari konten yang tertunda. Sementara aku udah mulai lupa dengan ide pokoknya.

Membuat tulisan yang baru berarti aku harus melakukan riset nol. Mulai dari mencari ide, merumuskan ide, merangkai kata, mengevaluasi sampai menjadi postingan yang layak terbit.

Dan ini gak efektif.

Contoh diatas masih sebagian kecil. Masih ada lagi contoh-contoh lain yang membuat aku bingung mau nulis apa.

Intinya yang membuat aku bingung “harus nulis apa” adalah karena aku gak menulis sesuai rencana

Kedua             : Gak mau membaca

Ini menjadi point yang harus di pertimbangkan. Sebagai blogger pemula. Membaca sangatlah penting?

Menulis itu penting, tetapi lebih penting lagi membaca sebelum menulis.

Membaca apa? dan apa yang harus di baca?

Tentu saja membaca tulisan yang sesuai dengan topik yang sedang kita bahas di blog.

Contohnya begini.

Blog Catatan Kecil Yusri membahasa tentang catatan harain dan cerita fiksi.

Karena aku ingin menulis seputar catatan harian, jadi aku harus sering-sering memebaca tulisan yang berkaitan dengan catatan harian.

Bisa berupa blog tetangga yang membahas catatan harian, bisa beruba buku yang berisi catatan harian dan masih banyak lagi tulisan yang tema - nya catatan harian.

Dengan begini aku jadi belajar bagaimana cara menulis catatan harian yang bagus.

Dan yang paling penting aku jadi semakin bersemangat.

Meskipun kita punya topik yang harus di bahas, punya ide dan gagasan yang harus di bahas. Kalo gak mau membaca rasanya jadi kurang baik.

Sering kali aku bingung harus memuali dari mana, padahal aku ngerti kok aku harus menulis catatan harian dan hal yang pernah ku alami.

Begitu sampai setengah halaman, kok rasanya tulisanku kurang bagus ya?

Akhirnya ku hapus dan ku buat yang baru. Bagitu sampai satu halaman, kok rasanya gak pas?

Akhirnya ku hapus lagi, begitu seterusnya sampai aku merasa kesulitan.

Sama seperti point pertama di atas, karena merasa kesulitan akhirnya aku berhenti.

Karena aku berhenti, aku jadi males nulis. Akhirnya aku hiatus selama sebulan. Memasuki bulan berikutnya aku mulai bingung mau nulis apa.

Begitulah seterusnya.

Ketiga : Gak mau evaluasi

Kelihatannya sih sepele, tapi sebenernya ini penting. Melakukan evaluasi itu penting banget.

Pake banget malah.

Kenapa?

Dengan melakukan evaluasi kita bisa sadar dimana salahnya selama ini.

Kita juga ngerti apa aja yang udah kita bahas, apa aja yang belum kita bahasa, dan apa aja yang harus kita bahas serta apa aja yang gak harus kita bahas.

Misalnya begini, aku udah menulis seuai dengan topik dan ide pokok.

Contohnya pada label catatan harian di blog Catatan Kecil Yusri seperti diatas.

Aku udah merencanakan apa aja yang akan ku tulis di label catatan harian.

Aku juga udah mendalami topik pembahsan serta ide pokok pada label catatan harian.

Intinya aku harus menulis kejadian-kejadian yang pernah ku alami dan hal-hal yang kuinginkan.

Aku juga udah membaca tulisan yang berkaitan dengan catatan harian.

Sampai postingan kedelapan atau kesepuluh atau sampai postingan ke lima belas mungkin semuanya baik-baik aja.

Namun di postingan yang entah keberapa aku akan mendapatkan masalah.

Semua ini muncul karena aku gak melakukan evaluasi, aku jadi bingung apa aja yang pernah ku tulis.

Kelihatannya sih gak masalah. Karena setiap hari selalu ada kejadian-kejadian yang bisa ku angkat di blog ini.

Masalah baru akan muncul ketika aku dapet pengalaman yang gak asik. Misalnya selama seminggu itu aku gak melakukan apa-apa. Pergi ngajar - pulang, ngajar – pulang. Gak kemana-mana?

Apa coba yang mau ku tulis dari pengalamanku yang gak asik itu.

Sebenernya gapapa juga sih, tapi aku jadi malu kalo menulis pengalaman yang gak asik itu dalam waktu dekat ini. Karena pengalaman yang gak asik lebih baik di posting sebulan kemudian.

Ceritanya juga jadi lain saat aku ingin menulis kejadian yang pernah ku alami, misalnya tentang masa lalu.

Aku bakalan bingung apa aja yang pernah kutulis.

Ini juga menjadi alasan mengapa label “Catatan Kecil Yusri” sampai sekarang gak lebih dari dua puluh.

Karena aku gak melakukan evaluasi.


Keempat         : Menunda-nunda

Kalo point pertama sampai ketiga udah kalian lakukan, jangan menunda-nunda lagi, tulislah sekarang selagi sempat.

Karena menunda-nunda adalah bahasa halus untuk menolak.

Pengalamanku selama aku menunda-nunda akhirnya aku gak menyelesaikan apa pun.

Aku sadar setiap hari beban hidupku bertambah.

Pasti ada aja masalah yang muncul dalam hidupku.

Misalnya begini.

Aku udah melaukan semua yang harus ku lakukan tinggal langkah terakhir “Menulis”

Karena aku merasa masih punya banyak waktu jadinya aku menunda-nunda “Besok aja deh, lagian besok aku punya waktu kosong”

Ceritanya jadi lain karena pas esoknya aku dapet undangan mendadak “Yus nanti dateng ya? adekku syukuran wisuda” atau “Yus pulang nanti kita Meet Up yook”

Akhirnya aku gak jadi nulis.

Harus ku akui, lingkunganku memang seperti ini. Orangnya suka dadakan. Mangkanya jangan heran kalo aku juga suka dadakan.

Gak semuanya sih, tapi untuk beberapa hal memang suka dadakan. Sebenernya kesel tapi mau gimana lagi, aku ak enak kalo nolak yang kayak gituan.

Intinya semua itu adalah hal tak terduga.

Dan masih banyak lagi hal tak terduga yang muncul dalam hidupku.

Gara-gara aku menunda, aku gak jadi menulis akhirnya aku hiatus. Gara-gara gak jadi nulis aku jadi lupa, jadi males dan jadi ... apa lagi ya? isi aja sendiri

Seminggu kemudian waktu aku mau melanjutin tulisan yang tertunda, aku udah males karena harus mempelajari konten yang kemarin.

Tapi aktu aku ingin menulis postingan baru. Kok rasanya sayang gak enak “yang kemarin aja belum selesai”

Akhirnya aku bingung mau nulis apa.

“Ngelanjutin tulisan yang tertunda atau membuat tulisan yang baru?”

Ngelanjutin tulisan yang tertunda berarti aku harus mempelajari konten yang tertunda. Sementara aku udah mulai lupa dengan ide pokoknya.


Begitulah seterusnya.

Dan akhirnya aku gak jadi nulis.

Itu lah kesalahan yang membuatku bingung harus menulis apa?

Semoga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua biar gak bingung lagi mau menulis apa.

Terimakasih sudah berkunjung
Dan sampai ketemu di postingan berikutnya.




Blog ini

Blog ini



Sebenernya aku udah mulai bosan dengan blog ini. “Mengapa?” karena menurutku postingan blog ini gak menarik. Tapi kalo menurut kalian menarik berikan alasan kalian di kolom komentar.

Aku sempet ingin menghapus semua postingan blog ini lagi dan membuat postingan baru yang lebih berkarakter.

“Tapi?”

Ada “tapi” nya

Rasanya sayang kalo mau menghapus semua postingan blog ini begitu saja. Apa lagi kalo sampai menghapus blog ini.

“Kok rasanya sayang banget ya?”

Sebelum bicara panjang lebar, aku ingin menjelaskan alasan mengapa aku harus menghapus seluruh postingan blog ini dan menggantinya dengan postingan baru.

1. Postingan yang gak konsisten

Harus ku akui, postingan blog ini memang enggak konsisten dan masih terkesan enggak serius.

Kalian bisa lihat dengan isi postingan yang sekedar “ada”. Atau bahasa lainnya “Yang penting ada”.

Contoh lainnya ada beberpa postingan yang gak selesai alias “gantung”, misalnya postingan seri “Kerikil Kecil” yang sudah ku hapus, “Sepatah Kata” yang masih On Going dan entah kapan selesainya dan masih ada yang lainnya.

Itu adalah contoh postingan “On Going” yang terbit sampai 32 postingan. Tapi baru aja buat tiga postingan kok rasanya males mau ngelanjutin. Pas malesnya udah ilang, “Eh! idenya malah hilang”

Jadinya sampe sekarang gak pernah selesai.

Di tambah dengan potingan blog ini yang gaya penulisannya berubah ubah.

“Jadi ya gitu”

Rasanya ini adalah alasan terkuat mengapa aku harus menghapus semua postingan blog ini.

2. Konten postingan yang kurang berisi

Di point pertama. Tadi aku bilang, isi postingan yang sekedar “ada”. Atau bahasa lainnya “Yang penting ada”.

Kalo mau jujur, sebenernya sebagian isi postingan blog ini masih kurang berisi, kurang berbobot dan sekedar ada

Itu lah salah satu alasan mengapa aku bilang postingan blog ini masih kurang menarik.

“Rasanya kok kurang aja gitu”

Apa lagi setelah aku berkunjung ke blog sebelah dan belajar blogging lagi, (seperti yang pernah ku katakan di postingan sebelumnya “Memulai dari nol lagi”)  aku semakin sadar kalo postingan blog ini masih kurang berisi.

3. Gaya penulisan yang gak aku banget

Di Point pertama aku sempet bilang “Di tambah dengan postingan blog ini yang gaya penulisannya berubah ubah”

Ini menjadi point tambahan yang harus ku bahas di sini.

Waktu aku baca artikel “A” mendadak gaya menulisku seperti artikel “A” yang baru ku baca.

Begitu juga saat aku membaca artikel “B” dan “C”. Gaya menulisku tergantung dari artikel atau tulisan yang baru aja ku baca.

Sebenernya sih ini gak terlalu masalah, namanya juga belajar wajar kalo ikut-ikutan dikit.

Tapi setelah ku pikir-pikir kok jadinya “Gak Aku Banget” ya?

Artinya aku masih belum menemukan  gaya menulisku atau “aku belum menemukan diriku sendiri”.

Ini menjadi point penting yang harus ku selesaikan.

“Mengapa?”

Karena menjadi diri sendiri itu penting.

“Siapa Coba yang akan menjadi diriku kalo bukan aku sendiri”

Mau sampai kapan aku ikut-ikutan?

“Tapi kan gak semuanya yang kayak gitu”

Iya sih, gak semuanya yang kayak gitu. Tapi ini menjadi point yang penting bagiku. Dengan adanya beberapa postingan yang gak aku banget ini menujukkan bahwa blog ini “gak berkarakter”

Karena postingan blog ini gak berkarakter, menjadikan ku semakin ingin menghapos semua postingan di blog ini dan membuat postingan baru yang lebih berkarakter.

“Tapi apa iya? Aku harus menghapus semua postingan blog ini untuk yang kesekian kalianya? Pada hal kan, sayang kalo di hapus, buatnya gak mudah loh?”

Iya sih, tapi biar bagaimana pun seluruh postingan blog ini harus ku hapus.

“Tapi”

Masih pake “Tapi” lagi

Sebelum aku menghapus seluruh isi postingan blog ini, aku juga punya alasan mengapa aku tidak harus menghapus seluruh isi postingan blog ini.

1. Postingan yang gak mudah

Alasan pertama yang membuatku merasa berat untuk menghapus postingan blog ini adalah postingan yang enggak mudah.

Artinya untuk membuat sebuah postingan enggak semudah itu.

Meskipun kalian bilang postingan ini biasa aja, enggak berkarakter atau mungkin enggak bagus.

Tapi bagiku membuat satu potingan itu enggak mudah.

Tetapi, kalo menurut kalian membuat sebuah postingan itu mudah, itu lain ceritanya dan berarti kalian lebih jago dariku.

Mengingat membuat satu postingan itu gak mudah, aku jadi keberatan untuk menghapus seluruh postingan blog ini. Rasanya gak tega menghapus karya yang udah susah payah ku buat.

Meskipun ...

Ya gitu “Gak berkarakter”


2. Menjadi pelajaran bagiku

Dan pada akhirnya semua kegagalan pada postingan blog ini menjadi pelajaran bagiku.

Karena itu aku merasa berat untuk menghapusnya.

Saat aku melihat postingan lama, aku merasa harus membuat postingan yang lebih baik lagi dan jangan sampai mengulagi kesalahan yang sama.

Aku harus belajar dari kesalahanku selama ini. Biar postingan blog ini menjadi semakin baik dan lebih berkarakter.

Nah, setelah ku pikir-pikir akhirnya aku gak jadi menghapus seluruh postingan blog ini.

Alasannya karena point yang terkahir “menjadi pelajaran bagiku”

Tapi

Masih pake “Tapi” lagi.

Kalo nanti postingan blog ini udah banyak dan udah berkarakter, mau gak mau aku harus menghapus postingan lama ku.

Atau menulis ulang postingan lama dengan gaya bahasaku yang lebih berkarakter.

Apa kah menurut kalian aku perlu menghapus seluruh isi postingan blog ini? Berikan pendapat kalian di komentar..

Terima kasih sudah berkunjung
Dan sampai ketemu lagi di postingan berikutnya...



Belajar Menulis

Belajar Menulis



Karena aku memulai ngeblog lagi dari nol, itu artinya aku harus belajar menulis lagi.

Yang jadi pertanyaan, bagaimana sih caranya membuat tulisan yang bagus untuk blog? jawabannya sederhana “Aku tidak tau”. Ya, bagus menurut orang pasti beda beda, mungkin bagus menurutku belum tentu bagus menurut kalian.
Mulai dari Nol Lagi

Mulai dari Nol Lagi


Kali ini aku belajar ngeblog lagi. Aku belajar dari nol dan jadi pemula lagi. Meskipun rasanya udah lama aku belajar ngeblog kok kayaknya aku gak pinter pinter ya?

mungkin ini karena aku banyak malesnya dan sering menunda waktu. Sebenernya aku bener - bener sadar, males itu gak baik untukku dan menunda waktu itu juga gak bagus untuk kesehatanku.
Aku Sempet Bingung

Aku Sempet Bingung



Sebenernya Aku sempet bingung blog ini mau ku apain? Di hapus sayang di lanjutkan juga bingung mau nulis apa. Padahal sebelumnya aku sangat bersemangat mau nulis di blog ini, Tapi… yaudahlah itu kemarin waktu aku lagi semangat - semangatnya.

Udah sekitar dua minggu aku gak buat tulisan baru. Terakhir aku ngepost “Sepatah Kata” rasaya sayang banget kalo gak di lanjutin, padahal rencananya mau ku buat sampai 16 seri atau lebih. Kalo ingat ini aku jadi teringat nasehat orang tua “Kerja itu jangan setengah setengah”, iya jangan setengah setengah.

Mengingat “Sepatah Kata” yang ku buat masih separuh, aku jadi pengen ngelanjutinnya lagi sampai selesai, tapi ya gitu. “Kok rasanya aku bingung mau mulai dari mana?” apa ini gara - gara aku udah terlalu lama melupakannya sehingga aku lupa ide ceritanya.

Tapi ya gitulah! Biar bagaimana pun pasti aku selesaikan kok. Mungkin besok, lusa, minggu depan, bulan depan atau malah tahun depan baru ku selesaikan, yang pasti bakalan ku selesaikan kok. Ya! Doain aja supaya segera selesai.

Biar rasa bingungku tuntas, tadi pagi aku mencoba hal baru. Aku belajar ngepost dari smartphone,”Biar lebih kekinian gitu”

Jadi kalo kalian udah baca postingan ini, itu artinya kalian udah baca tulisan yang ku buat lewat smartphone - ku. Meskipun masih jauh dari kata sempurna tapi gak buruk buruk juga lah, udah bisa di bilang lumayan untuk sebuah smartphone.

Mungkin kedepannya aku bakalan rajin ngepost lewat semartphone, seperti kataku tadi “Biar lebih kekinian”

Mungkin sampai disini aja.
Terimakasih sudah berkunjung dan sampai ketemu di postingan selanjutnya.

Cita – Citaku waktu itu

Cita – Citaku waktu itu



Sepuluh tahun yang lalu tepatnya di tahun 2007, waktu itu aku masih kelas VIII di MTsN Pematang Siantar. Dan kalian tau? Cita-citaku waktu itu sangat sdehana aku pengen jadi dokter spesialis jantung. 

Aku gak bohong “Dokter Spesialis Jantung”

Tapi itu dulu, sepuluh tahun yang lalu, nyatanya sekarang aku berdiri sebagai seorang guru.

“Alhamdulillah” saat itu adalah masa-masa yang baik untukku. Karena waktu itu Aku salah satu siswa yang dapet rangking di kelasku. Meskipun gak yang terbaik tapi bisa di bilang “memusakan”.

Tetapi semua beubah sejak aku kelas X. Aku harus menerima kenyataan pahit kalo aku merinding melihat darah yang mengucur. Sampai aku bergumam “Gimana mau jadi dokter spesialis jantung liat darah aja takut”. Tapi aku masih tetap bisa tenang.

Seperti kata Soekarno, “Gantungkan mimpi mu setinggi langit kalo kamu jatuh kamu akan jatuh diantara bintang”

Aku yang merasa gagal sejak dini akhirnya merasa jath diantara bintang.

Tahun 2008 menjadi tahun yang menarik bagiku, di tahun itu aku bertemu dengan Ayat-ayat Cinta dan Laskar Pelangi. Sejak saat itu semuanya berubah “Aku pengen jadi penulis”.

-------------------------------oOo-----------------------------

Pertanyaan siang itu

Pertanyaan siang itu



Aku paling sebel kalo di tanyak “Siapa pacarmu sekarang yus?”
Atau “Sama siapa sekarang kau Yus?”
Apa lagi kalo di tanyak “Kapan nikah?”

Meskipun kerap di tanya dengan gaya bahasa yang berbeda-beda, mimik wajah yang berbeda-beda dan orang yang berbda-beda aku tetap aja merasa sebel. Rasanya itu kok kesel bangat ya? kayak gak ada pertanyaan lain aja.

Sebenernya pertanyaan kayak gitu gak ada yang salah, aku-nya aja yang bermasalah atau aku yang gak nyaman dengan pertanyaan seperti itu.

Mungkin aja karena di lingkungan temnpat tinggalkuku banyak orang yang seumuranku udah nikah. Jadi mau gak mau aku akan dapet pertanyaan “Kapan nikah?” pertamnyaan sederhana yang sering muncul belakangan ini.

Aku pengen sedikit cerita, tahun 2015 yang lalu seorang siswaku pernah bertanya “Bapak kapan nikah?”

kalo udah di tanyak kayak gitu aku senyum aja “Nanti kalo bapak nikah, bapak undang deh”.

Dia diem, tapi kayaknya di masih gak puas dengan jawabanku. Entah bagaimana dia pun sering bertanya demikian “bapak kapannya nikah. Biar kami dateng ke nikahan bapak?”

Akhirnya dengan senyum aku menjawab “nanti kalo kalian udah kelas tiga (Kelas XII)”
“Bener ya pak”
“Iya”

Waktu berlalu dan terus berlalu sampai pada akhirnya tibalah tahun 2017. Siswaku tadi udah kelas XII atau kelas tiga SMA. Waktu itu masih sibuk-sibuknya acaa 17-an di sekolah kami.. Entah bagaimana waktu itu kami terlibat obrolan kecil. Saat itu tiba-tiba aja dia bilang “Pak, kami kan dah kelas tiga katanya kalo kami udah kelas tiga bapak mau nikah”

Jleb! Aku diam “Iya pulak ya, nanti lah. Nanti kalo bapak nikah bapak undang lah”

“Betul lah pak”

“Iya” jawabku meyakinkan.


Dengan buru-buru aku meninggalkan siswaku tadi.

Lain kali  kalo siswaku nanyak “Bapak kapan nikah?” aku harus jawab apa ya? apa perlu ku jawab “Kalo kalian udah lulus?” Ah! Sudahlah, yang terjadi terjadilah.

-------------------------------oOo------------------------------




Walking Alone

Walking Alone



Pernah denger lagunya Grenday-Walking Alone? Pasti pernah. Nah! kali ini aku bukan mau ngomongin lagunya Grenday yang berjudul Walking Alone yang bisa diartikan jalan sendirian.

“Terus kau mau ngomongin apa?”
“Aku cuma pengen ngomongin Walking Alone aja”

Sejak aku tinggal sendirian hidupku sedikit berubah, mulai dari bersih-besih sampai makan-makan semuanya lebih sering ku lakukan sendirian. Nah! Kalo teman-temenku bilang aku seperti jomblo ngenes. Jomblo yang melakukan apapun sendirian, termasuk jalan pun sendirian.

“Terserah kalian lah! Mau bilang jones atau apa pun itu terserah dah”

Hidup terus berjalan, mau gak mau aku harus terus bergerak meskipun harus sendirian. Aku harus terus berjalan meskipun sendirian. Memang iya, gak banyak yang bisa ku lakukan saat aku jalan sendirian. Tetapi dengan jalan sendirian aku jadi tau jalan dan bisa menentukan jalanku sendiri. Aku gak selalu bergantung dengan orang lain untuk menentukan kemana aku harus berjalan dan gak harus bergantung dengan orang lain untuk mnentukan jalanku.

Belakangan ini ada yang bilang walking alone atau jalan sendiri itu seperti seorang pemuda yang melakukan segala sesuatunya sendirian, atau anak muda yang berjuang sendiri untuk meraih impiannya, bisa juga jones yang melakukan apa pun sendirian. Mau yang mana terserah kalian saja.

Sampai sejauh ini aku masih jalan sendirian untuk mengejar mimpi-mimpi ku. Mimpi mimpi kecil yang udah lama gak bersinar dan mimpi-mimpi kecil yang pernah ku abaikan. Mungkinkah aku mewujudkannya? Entahlah! aku gak tau apakah berhasil atau gagal. Yang aku tau biar bagaiman pun jangan pernah berhenti, apalagi sampai mundur. Teruslah melangkah kedepan meskipun semuanya pergi dan tinggal sendirian. “Karena kalau kita mengerti, kita gak akan pernah bener-bener sendirian. Cuma perasaan kita aja yang merasa sendirian”.

-------------------------------oOo-----------------------------

Aku Makin Kurus

Aku Makin Kurus




Ketemu Sodara waktu nikahan kakak sepupu
            “Kok habislah badanmu nak”
Main-main kerumah uwak
“Makin kuruslah kau yus”
Ketemu temen kuliah
“Makin kurus aja kau yus”
Ketemu temen SMA
“Kurus kali kau yus
Pulang kampung
“Kok makin kurus kau yus”
Katemu teman sekampung
“Kurus kali kau yus”
Waktu arisan keluarga
            “Kurus kali lah kau yus”
Ketemu adik kelas waktu kuliah
“Abang Kurusan ya”

Akhirnya lengkaplah sudah, tahun 2017 ini aku makin kurus. Bukan kelihatan kurus lagi, aku memang makin kurus, badanku habis, berat badanku pun berkurang. Sampe mamak ku bilang “Mamak heran, kok makin kurus lah kau yus” Jangan kan mamak, aku juga heran kenapa aku bisa kurus gini.

Bagi orang yang udah lama gak ketemu aku mungkin bisa melihat dengan jelas perubahan fisikku. Aku memang bener-bener makin kurus di bandingkan tiga tahun yang lalu. Sangking kurusnya, aku sampe sering di ledekin oleh orang tua disekitarku. Entah itu sodara tetangga, temen ngajar dan yang lainnya.

“Nanti kalo udah nikah kau pasti gemuk, mangkanya yus cepat nikah”
“waduh!” kalo udah kayak gini aku lebih memilih diam.

Kalo ngomongin soal fisik, aku juga gak pengen kurus kayak gini. Aku juga pengen punya fisik yang bagus, gak usah pun sampe sixpath sampe ideal aja udah cukup. Karena kalo melihat kondisi fisikku yang sekarang aku masih belum bisa di katakan ideal.

Mungkin pola hidupku yang gak teraturlah yang membuatku makin kurus, mualai dari sering begadang jujur ya paling cepat aku tidur itu jam 12 malam, kadang sampe jam tiga-an baru tidur. Meskipun masuk pagi aku masih saja sering tidur jam tiga-an . “Apa gak ngantuk?” Jawabannya enggak, karena aku punya penangkalnya.

Terus soal makan, aku masih tetap makan tiga kali sehari meskipun telat mulu kadang jam 11 pagi baru sarapan dengan porsi anak SD, karena jam segini udah males mau makan. Makan siangnya jam tiga sore, kalo ini porsi besar, terus makan malamnya sekitar jam  10 sampe jam 12 malam sebelum tidur.

Dari awal aku sudah menyadari kebiasaan ini bakalan gak sehat untukku. Akibat buruknya juga sudah ku alami, aku bukan hanya makin kurus, tapi juga makin ringkih.

Berhubung karena aku makin ringkih, Jadi aku pengen mengubah pola hidupku agar menjadi lebih sehat lagi. Hidup lebih teratur dan lebih baik lagi. Cuma pengen lebih sehat aja, soal gemuk atau tidaknya itu nanti aja.

-------------------------------oOo-----------------------------