Blog ini dan postingan yang ku hapus

Blog ini dan postingan yang ku hapus



Setelah sekian lama akhirnya aku kembali ngeblog. Jujur aja, awalnya ngeblog ini bukan passion ku, sebenernya aku lebih tertarik dengan desain grafis dari pada blogger. Aku lebih betah berlama-lama di depan Corel Draw atau Photoshop daripada di depan blogspot atau Ms Word dan kawan-kawannya.

Bagiku ngeblog itu susah-susah gampang. Yaa masih lebih enak desain lah meskipun agak-agak ribet gimanaa gitu.

Beberapa hari yang lalu aku menghapus semua postingan blogku. Sebenernya itu bukan kali pertama, sebelumnya di tahun 2016 aku juga pernah melakukan hal yang sama. Aku menghapus semua postinganku dan memposting postingan baru.

Sebenernya tujuanku menghapus semua postingan itu Cuma sederhana, aku hanya melakukan evaluasi dan ingin membuat postingan yang lebih berkarakter, sisanya terserah aku ajalah gak perlu deh ku tulis disini.

Okeh! Karena aku masih belajar jadi harap maklum jika kalian menemukan kesalahan dalam blog ini. Yaaa, entah itu kesalahan dalam penulisan atau kesalahn dalam peletakan gambar dan kesalahan-kesalahan lain yang muncul di blog ini.

“Dari blog ini aku belajar menulis dan berkarya. Meskipun enggak mudah tapi aku pecaya banyak pesan menarik yang bisa ku sampaikan lewat blog ini”

Jika blog ini kesannya baper dan kayak-kayak curhat gitu, mohon di maklumi, karena di blog ini aku menulis dari apa yang ku ketahui, Seperti kata JK Rowling “Mulailah dengan menuliskan hal-hal yang kau ketahui. Tulislah tentang pengalaman dan perasaanmu sendiri”

Setelah semua yang terjadi pada blog ini aku akan tetap menulis di blog ini...


Pak Yusri

Pak Yusri



“Alhamdulillah” aku bersyukur bisa jadi guru meskipun masih guru honor.

Berhubung karena aku seorang guru maka di sekolah secara resmi aku di panggil Pak Yusri. Semua siswaku memanggilku dengan panggilan Pak Yusri, meskipun punya inisial AY aku tetap bersyukur karena siswaku memanggilku Pak Yusri, bukan Pak AY, atau Pak ay atau bahkan PakAy.

“Kerja dimana Yus?”
“Di SMA?”
“Kerja apa?”
“Ngajar?”
“Kau jadi guru?”
“Iya?”
“Guru Apa?”
”Matematika“
“Wih! Manteblah”

Kurang lebih begitulah obrolan saat pertama kali aku bertemu dengan temen-temenku bebeapa waktu setelah wisuda. Hampir semuanya menganggap pekerjaanku adalah pekerjaan berat yang hanya bisa di lakukan orang-orang hebat.

“Jadi guru matematika, apanya yang gak manteb?! Secara aku gak suka matematika”
“Cukup tau aja, oang-orang kayak kau lah yang ku hadapi di sekolah. Orang-oang yang gak suka Matematika”

Bisa dibilang yang susah itu bukan Matematikanya tetapi menghadapi anak-anak yang gak suka matematika. Bagaiman mungkin aku bisa mengajarkan matematika sedangkan orang yang diajarkan aja udah pada gak suka matematika.

“Trus gimana cara mengatasinya?”

Aku harus selalu punya cara untuk mnghadapi anak-anak yang gak suka matematika dan gak mau belajar. Biasanya aku akan konsultasi dengan teman teman sasama guru termasuk para guru senior. Ada banyak solusi yang di tawarkan tinggal aku saja yang harus mengemasnya dalam bentuk yang sesui.

Sepuluh tahun yang lalu aku gak pernah membayangkn akan menjadi guru. Itu artinya aku gak pernah tau apa yang akan terjadi esok. Termasuk jadi apa siswa-siswiku sepuluh tahun yang akan datang. Bisa jadi mereka menjadi seniman, profesional kreatif, pengusaha, pejabat atau yang lainya

Aku juga gak pernah tau apa yang akan tejadi padaku esok. Apakah sepuluh tahun yang akan datang aku masih menjadi guru atau tidak? Entahlah!

“Kalo kau gak jadi guru, kau mau jadi apa yus?”
“Aku sih pengennya jadi penulis”
“Itu aja?”
“Enggak juga sih, kalo ada peluang aku juga pengan jadi pedangang, bisa juga jadi desainer atau bahkan web developper, profesi yang ku impikan setahun belakangan ini”
“Gitu ya?”
“Aku gak berharap banyak, apa pun pekerjaanku nantinya yang penting aku bisa memenuhi kebutuhan hidupku dan tidak membebani orang lain, itu udah cukup untukku”

Pada akhirnya aku juga sama seperti kalian. Aku masih menganggap diriku pelajar, aku masih harus banyak belajar karena masih banyak yang haru ku pelajari. Jika hari hari ini aku berhenti belajar maka hidupku akan berakhir aku akan tersesat di tengah hiruk pikuk kehidupan ini.

Akhirnya aku harus bener-bener berusaha sebaik mungkin untuk melaksanakan tugasku di sekolah. Bukan hanya mengajarkan ilmu pengetahuan tetapi juga membina dan mendidik generasi pernerus bangsa.

“Tidak sedikit tetapi aku harus memulainya dari dirikku sendiri bagaimana aku bisa mendidik orang lain jika aku sendiri tidak bisa mendidik diriku sendiri”



Aku udah hampir 1/4 abad

Aku udah hampir 1/4 abad



“Usiaku semakin bertambah semakin tua dan .... Argh udah hampir sprempat abad”

Bulan juni yang kemarin usiaku genap 24 tahun, ini artinya aku bukan anak-anak lagi mengingat di usia segini aku udah bisa punya anak “hehehehe” maksudnya udah bisa nikah dan punya anak... Tapi sayangnya hari ini aku lagi gak mau ngomongin anak atau pun pernikahan.
Back to school

Back to school



Setelah libur panjang akhinya masuk skolah lagi. Kembali bekerja dan kembali mengajar. Rasanya senang bisa kembali masuk sekolah “Alhamdulillah”. Itu artinya aku bertemu kembali dengan teman-temanku dan siswa-siswaku dan yang paling ku tunggu betemu dengan siswa baru.
Hay Hay.... i’m Back

Hay Hay.... i’m Back



Beberapa waktu yang lalu aku menghapus postingan blogku kemudian menerbitkan tulisan baru...

Ralat

Sekarang aku menghapus lagi semua postingan blog ku dan menerbitkan tulisan baru.

Sebenernya sih sayang menghapus semua postingan yang udah susah payah ku buat. Meskipun katanya hanya tulisan “ecek-ecek” tapi bagiku sangat berarti. Dari postingan-postingan “ecek-ecek” itulah aku belajar menulis.