Pak Yusri



“Alhamdulillah” aku bersyukur bisa jadi guru meskipun masih guru honor.

Berhubung karena aku seorang guru maka di sekolah secara resmi aku di panggil Pak Yusri. Semua siswaku memanggilku dengan panggilan Pak Yusri, meskipun punya inisial AY aku tetap bersyukur karena siswaku memanggilku Pak Yusri, bukan Pak AY, atau Pak ay atau bahkan PakAy.

“Kerja dimana Yus?”
“Di SMA?”
“Kerja apa?”
“Ngajar?”
“Kau jadi guru?”
“Iya?”
“Guru Apa?”
”Matematika“
“Wih! Manteblah”

Kurang lebih begitulah obrolan saat pertama kali aku bertemu dengan temen-temenku bebeapa waktu setelah wisuda. Hampir semuanya menganggap pekerjaanku adalah pekerjaan berat yang hanya bisa di lakukan orang-orang hebat.

“Jadi guru matematika, apanya yang gak manteb?! Secara aku gak suka matematika”
“Cukup tau aja, oang-orang kayak kau lah yang ku hadapi di sekolah. Orang-oang yang gak suka Matematika”

Bisa dibilang yang susah itu bukan Matematikanya tetapi menghadapi anak-anak yang gak suka matematika. Bagaiman mungkin aku bisa mengajarkan matematika sedangkan orang yang diajarkan aja udah pada gak suka matematika.

“Trus gimana cara mengatasinya?”

Aku harus selalu punya cara untuk mnghadapi anak-anak yang gak suka matematika dan gak mau belajar. Biasanya aku akan konsultasi dengan teman teman sasama guru termasuk para guru senior. Ada banyak solusi yang di tawarkan tinggal aku saja yang harus mengemasnya dalam bentuk yang sesui.

Sepuluh tahun yang lalu aku gak pernah membayangkn akan menjadi guru. Itu artinya aku gak pernah tau apa yang akan terjadi esok. Termasuk jadi apa siswa-siswiku sepuluh tahun yang akan datang. Bisa jadi mereka menjadi seniman, profesional kreatif, pengusaha, pejabat atau yang lainya

Aku juga gak pernah tau apa yang akan tejadi padaku esok. Apakah sepuluh tahun yang akan datang aku masih menjadi guru atau tidak? Entahlah!

“Kalo kau gak jadi guru, kau mau jadi apa yus?”
“Aku sih pengennya jadi penulis”
“Itu aja?”
“Enggak juga sih, kalo ada peluang aku juga pengan jadi pedangang, bisa juga jadi desainer atau bahkan web developper, profesi yang ku impikan setahun belakangan ini”
“Gitu ya?”
“Aku gak berharap banyak, apa pun pekerjaanku nantinya yang penting aku bisa memenuhi kebutuhan hidupku dan tidak membebani orang lain, itu udah cukup untukku”

Pada akhirnya aku juga sama seperti kalian. Aku masih menganggap diriku pelajar, aku masih harus banyak belajar karena masih banyak yang haru ku pelajari. Jika hari hari ini aku berhenti belajar maka hidupku akan berakhir aku akan tersesat di tengah hiruk pikuk kehidupan ini.

Akhirnya aku harus bener-bener berusaha sebaik mungkin untuk melaksanakan tugasku di sekolah. Bukan hanya mengajarkan ilmu pengetahuan tetapi juga membina dan mendidik generasi pernerus bangsa.

“Tidak sedikit tetapi aku harus memulainya dari dirikku sendiri bagaimana aku bisa mendidik orang lain jika aku sendiri tidak bisa mendidik diriku sendiri”



Blogger
Disqus

No comments