Waktuku Tidak Banyak

Waktuku Tidak Banyak



Rasanya waktu begitu cepat berlalu. Padahal kemarin aku baru saja bermain kelereng bersama teman-teman SD ku.

Gak terasa sekarang aku bukan lagi anak kecil yang suka merengek. Waktu memang cepat berlalu dan sangat di sayangkan jika aku tidak memanfaatkan waktuku dengan sebaik mungkin.

Memang untuk beberapa hal aku telah lalai. Aku tidak menggunakan waktuku dengan baik. Aku malah sengaja menyia-nyiakan waktuku dengan alasan seenakku. Dan kini aku merasakan penyesalan.

Akantetapi menyesal juga percuma. Karena itu di sisa waktuku yang tersisa aku harus membayarnya.

Aku bukan lagi anak kecil, itu artinya aku harus lebih siap menghadapi masa depanb menghadapi tantangan hidup dan dan harus siap dengan apa yang akan terjadi nantinya.

Waktuku sudah tidak banyak lagi dan semakin hari kesempatanku semakin berkurang, aku harus segera bergegas kalau tidak aku akan tertinggal dengan diriku sendiri.
-------------------------------oOo-----------------------------


Dan sekarang

Dan sekarang


Sampai saat ini aku masih belum bisa bicara banyak tentang yang satu ini “Kau jadi guru Yus?” “Iya aku jadi guru”

Bahkan sampai sekarang aku masih gak percaya bahwa aku adalah seorang guru.

Dan kalau boleh mengulang aku pasti tak ingin menjadi guru. Kalau kamu tau rasanya itu berat, karena kamu akan berhadapan dengan anak manusia yang butuh bimbingan.

Kalo di ingat-ingat sepuluh tahun yang lalu tepatnya pada tahun 2008 saat itu aku masih kelas X, aku sama sekali gak pernah membayangkan bakalan menjadi guru.

Aku malah pengen jadi penulis atau pebisnis.

Aku memang gak pernah kepikiran untuk menjadi guru. Tapi yang namanya hidup siapa yang tau.

Semua berubah ketika aku kuliah di jurusan PMM UIN SU. Pikiranku langsung tertuju kepada “Guru”. Dan pada akhirnya aku menjadi guru juga.

Profesi yang katanya mulia.

Dan jujur saja ini gak mudah. Sama seperti profesi-profesi lainnya ini memang tidak mudah. Tapi sesulit apa pun itu aku harus menghadapinya.

Membimbing anak manusia, memberinya harapan-harapan untuk terus tumbuh dan berkembang tidak hanya sekedar mengajarkan angka dan huruf bukanlah hal yang mudah karena aku harus belajar terlebih dahulu.

Tetapi perlahan aku mulai menikmatinya rasanya aku seperti melihat mutiara di lautan dan melihat bintang di langit di waktu yang sama.

Tugasku adalah mengarakahkan mereka kejalan yang tepat.

Aku juga mengerti setiap orang punya perannya masing-masing.

Jika ini memang peranku maka aku akan memerankannya dengan sebaik mungkin.

Iya! Meskipun banyak persoalan yang muncul saat aku menjadi Guru, mudah-mudahan ini semua tidak menghalangi semangatku untuk terus mendidik.

Ah! Mungkin kalian sudah tau seperti apa kondisi guru muda yang masih honor.

Aku selalu berdoa dan berharap semoga ini tak menjadi penghalang bagiku untuk terus mendidik generasi penerus bangsa.

-------------------------------oOo-----------------------------

Cerita yang belum selesai

Cerita yang belum selesai



“Cerita ini belum selesai. Kau harus melakukan yang terbaik di sisa-sisa waktumu”

Ceritaku masih belum selesai,. Masih ada lembaran-lembaran kosong berikutnya yang harus ku isi. Karena itu aku tidak boleh berhenti begitu saja.

Seolah kehabisan waktu, aku memang tidak punya banyak kesempatan lagi karena itu aku harus memanfaatkan kesempatan yang ada dengan sebaik mungkin.

Rasanya memang melelahkan

Dan itu juga gak mudah

Biar bagaimana pun aku harus menyelesaikan cerita ini. Iya! Aku harus menyelesaikan cerita ini dengan sebaik mungkin, jangan sampai cerita ini berakhir dengan buruk.

Mungkin kemarin aku memang gagal menyelesaikan ceritaku dengan baik, ada juga beberapa cerita buruk di masa lalu yang gagal ku selesaikan dengan baik.

Artinya kemarin aku pernah gagal

Namun bukan berarti aku gagal seutuhnya. Aku masih punya kesempatan untuk memperbaikinya.

Cerita ini belum selesai masih ada lembaran episode yang harus ku tuntaskan dengan sebaik mungkin.

Harus ku akui kegagalan ku kemarin karena murni kesahalan ku, kelalaianku dan kebodohanku.

Aku masih kurang belajar serta banyak masalah kecil yang ku abaikan dan masalah besar yang ku hindari.

Kalau begini terus bagaimana aku bisa berkembang.

Aku harus belajar dan harus berani menghadapi semua masalah yang muncul.

Masih ada cerita yang harus ku selesaikan.

Masih ada lembaran-lembaran kosong yang harus ku isi. Dan ini bukan tentang apa isinya tapi tentang bagaimana caraku mengisinya.

Aku yakin jika aku mengisisnya dengan baik mudah-mudahan isinya juga pasti baik.

Karena itu di episide berikutnya aku harus mengisi lembaran yang kosong ini dengan cara yang baik agar membuahkan hasil yang baik.

Aku tak perlu risau dengan penilaian orang lain, karena ceritaku terlalu sempit jika hanya berkaca dari sudut pandang orang lain.

Belajar dari orang lain itu memenag perlu tapi aku tetap harus memilah dan milih. Ada banyak sudut pandang yang bisa ku gunakan unuk mengisi lembaran kosong ini. Sekarang tinggal bagaiaman caraku menyelesaikannya.

Iya! Cerita ini belum selesai, mari melangkah dan selesaikan dengan sebaik mungkin.

BIssmillah…
-------------------------------oOo-----------------------------

Sekarang ini

Sekarang ini




Sekarang aku sudah 25 tahun, sudah bekerja dan seharusnya aku sudah punya tabungan, tapi nyatanya ah! Sudahlah.

Aku sempet berkecil hati karena sampai tulisan ini ku buat aku tak punya banyak tabungan. Namun akhinya aku sadar tabungan itu gak melulu soal uang, gak melulu soal harta.

Aku harus bertanya pada diriku sendiri “apakah aku punya tabungan amal?”

Aku sadar sampai sejauh ini tabungan amalku tidak banyak, lalu bagai mana aku bisa menghadapi tantangan hidup di masa depan jika aku tak memiliki tabungan amal? Apakah dengan kondisi seperti ini aku sudah siap?

“tentu saja belum!”

Ada banyak yang harus ku persiapkan, mulai dari diriku sendiri sampai hal-hal kecil yang kadang-kadang ku abaikan.

Rasanya sedih jika aku melihat diriku dalam-dalam.

Mengapa?
Karena sampai sejauh ini aku tidak menjadi siapa-siapa dan tidak menjadi apa-apa

Aku harus benar-benar menyadari sekarang udah gak sama seperti dulu, aku bukan lagi anak kecil yang bisanya merengek saat menghadapi kesulitan. Aku harus siap dengan semua yang terjadi nantinya, aku harus siap menghadapi kesulitan kesulitan yang hadir dan aku juga harus kuat.

Sekarang aku harus bergegsa memperbaiki hidupku memperbaiki semua kesalahan-kesalahan yang pernah ku lakukan dan menyegerakan yang harus di dahulukan.

Semua kesalahan yang pernah ku lakukan sebisa mungkin untuk tidak ku ulangi.

Aku memang punya banyak kesalahan akan tetapi bukan gak mungkin untukku memperbaikinya. Di sisa waktuku yang sekarang ini aku harus bergegas karena tak banyak waktuku yang tersisa.

Waktuku semakin berkurang itu artinya kesempatanku juga semakin berkurang.

Sekarang ini aku harus berbegas, mengumpulkan serpihan-serpihan kebaikan dan menabung amal-amal sholeh untuk masa depanku nantinya.

Ah! Aku hampir lupa.

Sekarang ini Aku juga harus meluangkan waktuku untuk memperjuangkan mimpiku-mimpi kecilku.

Namun, jika pada akhirnya nanti mimpi-mimpi kecil itu tidak menjadi kenyataan, Yaaa biarkan saja .

Yang penting aku tak pernah berhenti untuk menabung.

KArena bagiku memperjuangkan mimpi-mimpi kecilku itu seperti menabung kebaikan-kebaikan untuk diriku sendiri.

Aku mungkin tidak dapat apa yang ku inginkan. Tapi aku tau, Allah bersamaku dan Allah lebih tau apa yang terbaik untukku.

Memang benar aku tidak mendapat apa yang ku inginkan akan tetapi selama aku mau berusaha dengan sebaik mungkin aku pasti akan mendapatkan apa yang ku butuhkan.

Dan jika itu memang yang terbaik untukku apa pun yang terjadi terjadilah.

Sekarang ini saatnya menabung untuk masa depan.

Iya

Selamat menabung

-------------------------------oOo-----------------------------