Aku ketemu Nindi
Aku bener-bener pengen berubah, meninggalkan semua
kebiasaan burukku dan memulai kebiasaan-kebiasaan baik yang bermanfaat bagiku.
Tapi, kok rasanya sulit ya?. Gak usah jauh-jauh deh, untuk bangun pagi aja
rasanya aku masih sulit.
Iya bener, sulit, susah dan payah. Pokonya gak gampang
lah.
Karena pengen berubah, seminggu sekali aku berkunjung ke
perpus kampus. Padahal biasanya aku jarang-jarang ke perpus kampus. Biasanya
begitu jam kuliah selesai aku langsung nongkrong bareng temen kuliahku. Sekali
nongrong bisa ngabisin waktu tiga jam, padahal kami hanya duduk-duduk sambil
ngobrol-ngobrol gak jelas. Tapi, bisa nongkrong bareng bagi kami itu udah cukup
membuat kami bahagia.
Temen-temen nongkrongku pada bingung dan bertanya-tanya
padaku ‘Kau kenapa sih di? Kok aneh banget? Gak biasanya loh kau ke perpus?
Emangnya kau kemasukan jin apa?” aku cuma bisa menjawab “sesekali aku ke perpus
kan gapapa? Lagian aku gak bakalin ngelupaian kalian semua kok. Santai aja deh”
Sebenernya aku merasa tidak akan pernah menemukan teman
yang asik selain mereka. Tapi mau bagaimana lagi, aku juga pengen berubah, aku
gak mau terus begini. Aku harus jadi lebih baik lagi.
Sampai pada suatu hari saat aku di perpus.
Siang itu, aku lagi asik memilih buku diantara buku buku
yang tersusun rapi diatas rak buku. Aku lebih seneng mencari langsung buku apa
yang akan ku baca, kesannya seperti aku sedang mencari apa yang ku inginkan
diantara apa yang ada.
Saaat itu pula tiba-tiba seorang cewek nyamperin aku
“Aldi kan?” tanyanya dengan senyum kecil?
“eh! Iya” jawabku sambil mengingat-ingat siapa dia?
“Temennya Karina itu kan?” dia memastikan kalo gak salah
orang
“Iya” jawabku sambil nyengir, barulah aku mulai ingat
“Nindi ya? Sepupunya Rina itu?”
“iya” Jawabnya sambil tersenyum lagi.
Karena kami sama-sama sendirian setelah memilih buku yang
akan di baca jadilah kami duduk bersebelahan sambil seskali bercerita
sedikit-sedikit. Rasanya aku seneng karena punya temen dengan minat yang sama.
Ini kali pertamanya aku duduk bareng orang yang baru ku
kenal. Entah apa yang ada di pikranku saat tu, Nindi terlihat sangat ramah.
Tidak ada tanda-tanda mencurigakan padanya. Lima belas menit berlalu aku pun
bertanya padanya “kamu kok sendirian aja sih?”
“emangya kenapa?” tanyanya
“ya gapapa juga sih. Tapi kan biasanya cewek itu suka
ngumpul-ngumpul terus kemana-mana bareng?”
“iya sih, tapi kan gak semua cewek kayak gitu”
“Ooooh gitu ya? Tapi kan biasanya cewek yang suka sendiri
itu”
Belum sempat aku selesai ngomong nindi undah bicara “Aku
memang suka jalan-jalan sendirian aja. Bukan karena gak punya teman tapi ya
gitu, aku lebih suka sendirian aja. Biar bebas dan bisa melaukan apa pun?”
ujarnya sambil tersenyum lebar.
“Gak takut di culik?”
“Eh! Eh! Apa an sih?”
Aku memang baru kenal Nindi, tapi rasanya kok kayak udah
kenal lama ya?. Aku merasa gak asing dengan Nindi malah sebaliknya, aku merasa
seperti udah kenal lama dengan Nindi.
Pertemuanku dengan nindi di perpus membuatku merasa
senang karena itu artinya di hari hari berikutnya aku gak bakalan sendirian
lagi di perpus. Bisa-bisa aku akan sering ketemu nindi di perpus.
-------------------------------oOo-----------------------------