Cerpen malam itu mengubah semuanya.




Jam sebelas malam, mataku masih enggan terpejam dan jariku masih lincah bergerak menekan keyboard laptopku. Malam ini aku merevisi postingan blogku, beberapa postingan ku edit dan beberapa yang lainnya ku hapus. Sesekali aku diam memperhatikan tulisanku yang masih berantakan. Bingung ngeditnya, karena bahasanya masih kacau balau, tapi justru disinilah aku belajar untuk memperbaiki tulisanku.


Banyak postingan yang ku perbaiki di blog ini. Mulai dari judul, gaya bahasa penulisan sampai isi postingannya. Semua ku perbaiki beberapa ada yang ku ubah total dan beberapa yang lain ku hapus.

“Selesai”

Jariku udah mulai lelah, ideku udah mulai habis. Aku menghentikan aktifitasku, meneguk segelas air putih, membasuh wajahku lalu merebahkan tubuhku di kasur kesayanganku, lelah begitulah yang kurasakan.

Malam ini mataku masih enggan terpejam. Aku memandang ke langit-langit kamarku “Ada banyak yang harus ku perbaiki”

Udah jam dua belas malam, tapi lagi-lagi mataku masih sulit untuk terpejam. Aku mengubah posisi tidurku lalu mengambil ponselku yang gak jauh dari tempat tidurku. Jariku bergerak lincah diatas layar sentuh, membuka folder dan beberapa aplikasi lalu berhenti ketika aku membuka sebuah dokumen “Cerpen”

***

Aku masih ingat, beberapa tahun yang lalu aku pernah belajar membuat cerpen. Tapi gak ada satu pun cerpenku yang bagus, lalu aku berhenti dan belajar membuat puisi, aku sadar puisiku juga gak ada yang bagus akhirnya aku pun berhenti belajar membuat Puisi.

Sesuatu berubah saat aku mengenal blog. Aku jadi lebih sering menghabiskan waktuku di blog. Belajar membuat postingan blog dan ngotak-atik templete blog.

Waktu itu sadar blogku harus kuisi dengan postingan yang berkualitas. Disinilah aku belajar membuat postingan. pertama aku belajar membuat artikel, kemudian opini, cerpen, puisi dan diari. Tapi aku gak percaya diri dengan semua tulisanku. Beberapa waktu kemudian semuanya ku hapus di blogku.

Aku belajar membuat fiksi dan ku posting di blogku. Fiksi pertama yang ku posting ku beri label “Get Up!” sebuah cerita seri tentang anak kuliahan. Get Up mendapat reaksi positif dari temen kuliahku dan mendapat komentar positif dari pengunjung blogku.

Tapi sayangnya aku masih kurang puas dengan postingan blog ku. “Get Up!” Ku hapus, lalu edit dan ku terbitkan kembali. Setelah beberapa bulan terbit di blogku “Get Up!” ku hapus lagi di blogku.

Aku membuat postingan baru. “Gelas Kosong” ceritanya masih tentang anak kuliahan tapi kali ini tentang anak kosan. Aku masih kurang puas dengan “Gelas Kosong”, lalu aku membuat yang baru lagi “Susu Coklat” temanya masih sama dengan yang sebelumnya masih tentang anak kuliahan.

Lagi-lagi aku merasa kurang puas dengan “Susu Coklat” aku menghapusnya dan membuat yang baru lagi “Kerikil Kecil”. Sama seperti yang sebelumnya tema nya tentang anak kuliahan.

***

Malam itu menyelesaikan “kerikil Kecil” dan siap untuk ku posting. Tapi setelah beberapa hari aku berhenti. Aku melihat kejanggalan pada kerikil kecilku. Aku berniat menghusnya dan ingin membuat yang baru.

Aku melihat kebelakang, coret-coretan yang selama ini ku buat udah lebih dari tiga buku tulis. Semuanya coret-coretan yang berisi tentang tulisanku sebelumnya “Gelas Kosong dan Susu Coklat”

Aku menarik nafas dalam-dalam. Ada yang salah dari semua ini aku sadar aku selalu berheti dei tengah jalan dan selalu memulai yang baru ketika yang satu belum selesai. Barang kali selama ini aku selalu melihat kebuukan dari tulisanku hingga akhirnya tulisanku gak pernah selesa. Aku sadar “Aku salah”.

***

Malam itu aku membaca cerpen lewat layar ponselku. Entah karena kurang puas atau karena merasa tanggung aku serching di google mencari cerpen baru untuk ku baca. Aku menemukan apa yang ku cari sebuah cerpen yang cukup membuatku terhenyak. Beberapa cerpen ku baca malam itu. Bahasanya sederhana alurnya juga sederhana tapi cukup membuatku terpukau dan terhenyak sebentar.

Apa yang salah dariku selama ini, bertehun-tahun aku belajar membuat cerpan tapi gak pernah bisa. Tapi malam ini sebuah cerpen yang ku baca cukup membuat aku mengerti, aku bukan gak bisa aku cuma gak pernah bersyukur hingga aku lupa “aku punya tulisan yang bagus”.

Malam itu aku masih belum bisa tidur pikiranku tertuju pada cerpen yang baru ku baca barusan. Sudah jam satu dini hari, aku memaksakan diri untuk terlelap karena esok aku harus bekerja.

***

Usai sholat magrib aku kembali melanjutkan tulisanku “Kerikil Kecil”. Melihat tulisanku yang tidak hidup itu  ingin rasanya ku hapus saja. Tapi tiba-tiba pikiranku tertuju pada cerpen yang ku baca pada malam itu.

“Aku kurang bersyukur” Aku menahan diri untuk tidak menghapusnya secara permanen.

Selam ini mungkin aku kurang bersyukur atas nikmat ini, hinga akhirnya aku tak pernah menyelesaikan satu tulisan pun”. Sejak tahun 2012 sampai 2016 aku belajar menulis tak satu pun karya ku hasilkan. Hanya coretan di buku dan tumpukan sampah yang memenuhi Recycle Bin.

Aku diam menatap kerikil kecilku yang belum selesai. Ingin ku hapus tapi rasanya sayang ingin ku lanjutkan tapi rasanya buntu.

Aku kembali mengambil pena, membuat coretan lagi, membuat konsep baru tentang kerikil kecil. Aku melihat kebelakang ada banyak konsep rencana dan coretan tentang tulisanku. Berulang kali aku membuat coretan tapi gak ada satu pun yang selesai. Barang kali inilah yang membuatku gak pernah berhasil.

Akhirnya aku memutuskan untuk berhenti membuat coretan baru sebelum menyelesaikan coretan yang lama. Berhenti membuat konsep sebelum konsep yang lama selesai.

Sampai akhirnya aku membatasi diriku “Suatu saat jika kau ingin mengubah rencanamu. Ingatlah rencanamu akan selalu berubah jika kamu tidak konsisten. Dan pada akhirnya kau tidak akan pernah sampai pada tujuanmu”

Kerikil kecil ku lanjutkan, kuperbaiki dan ku buat sebaik mungkin. Aku tersenyum dan melanjutkan Kerikil Kecilku.

“Selesai, tinggal sedikit ku edit kemudain ku posting”

Cerpen malam itu mengubah semuanya, dan mengajarkanku untuk bersyukur dan bersabar. Ada pontensi terpendam dan ada yang harus ku selesaikan. Karena postinganku gak akan berhenti sampai disini, ada yang ingin ku sampaikan lewat blog ini.


-------------------------------oOo-----------------------------
Blogger
Disqus

No comments