Pak Yusri
pada Sunday 7 August 2016
Akhirnya aku
jadi guru, dan sejak saat itu aku mulai di panggil Pak Yusri, bukan hanya
Muridku beberapa temenku juga memanngilku “Pak”. Seneng sih di panggil Pak
Yusri sama siswaku. Meskipun kadang-kadang aku bakalan kesel di panggil bapak
kalo di luar sekolah apa lagi kalo yang manggil itu orang yang tidak seharusnya
manggil bapak. Misalnya saat aku di counter pulsa, mbak-mbak yang melayaniku
langgsung bilang “Berapa pak?” pernah juga waktu di supermarket “Makasih ya
Pak”. Aku jadi mikir apa aku udah setua itu ya? Seingatku wajahku masih muda
dan belum menunjukkan tujuh tanda-tanda penuaan.
Sebagai guru aku
lebih sering di panggil Pak Yusri, meskipun beberapa siswa juga ada yang
memanggilku Pak Ahmad. Pernah dalam satu waktu dua orang siswaku memanggilku
dengan nama yang berbeda.
“Pak Ahmad”
“Pak Yusri”
Bukan cuma siswa
aja, teman-temanku sesama guru dan beberapa oarang di luar sekolah pun kerap
memanggilku “Pak”.
Aku jadi ingat
waktu aku masih kuliah, aku punya teman yang selalu memanggilku “Pak”. Saat itu
itu aku jadi merasa tua karena di panggil “Pak”, kayak udah gak ada lagi
panggilan yang keren selain “Pak”, tapi lama-lama aku jadi terbiasa dengan
panggilan “Pak” diantara kami bahkan saat kami ngumpul pun kami kerap saling
memanggil pak antara satu sama lainnya.
Aku : Jadi apa agenda kita minggu ini Pak?
Temen : Ya ginilah pak, kita ngumpul di tempat biasa.
Aku : Jam berapa Pak
Temen : Biasa jam 8. Ajak anggota ya Pak?.
Aku : Siip, aman Pak.
Waktu itu
memanggil “Pak” diantara kami adalah hal yang biasa. Kalo orang lain punya
panngilan seperti bro, bray, boy atau semacamnya, percayalah memangil Pak jauh lebih
keren. Selain terdengar berkelas juga terdengar lebih ramah.
-------------------------------oOo-------------------------------