Belajar Lagi dan lagi
Meskipun aku
udah gak menyandang status Mahasiswa lagi, tapi pada kenyataannya aku memang
gak bisa berhenti belajar. Hidup ini penuh dengan pelajaran bahkan untuk
sekedar belajar di bangku akademis saja tidak cukup. Banyak nilai-nilai
kehidupan yang sayang di lewatkan begitu saja.
Sekarang udah aku
tinggal sendirian di Tanjung Morawa. Alasan sederhana mengapa aku tinggal
disini adalah supaya dekat dengan sekolah tempatku mengaajar. Karena tinggal
sendirian aku jadi harus lebih mandiri lagi, mulai bangun pagi menyiapkan
sarapan dan memastikan semua kebutuhan terpenuhi.
Disaat seperti
inilah aku belajar banyak hal. Mulai belajar mengatur waktu, belajar hidup
hemat sampai belajar menjaga kesehatan.
Sesekali aku
juga pengen males-malesan, tapi di lain cerita aku merasa punya tanggung jawab
yang harus ku jalani aku punya pekerjaan yang harus ku kerjakan dan aku juga
punya PR yang harus ki selesaikan. Rasanya hidup ini terlalu singkat jika ku
isi dengan bersantai-santai.
Bukan gak punya
waktu untuk santai, “Adak kok waktu santainya” tapi ya jangan santai melulu.
Sesekali rileks itu perlu, disat-saat lelah dan letih menghampiri, disaat
seerti inilah rileks dan bersantai di perlukan.
Kadang-kadang
aku juga galau, baper dan gak tau maunya apa, tapi yang namanya manusia aku
juga merasa semua itu harus di hadapi, bahkan kenyataan sepahit apa pun harus
ku hadapi. Satu-satunya caraku untuk menghadapi semua itu adalah dengan sholat,
Cuma inilah cara yang ku tahu.
Pernah beberapa
kali aku mengeluh pada temanku, meskipun dia memeberikan pandangan positifnya
tapi gak jarang hal itu malah membuatku merasa jatuh. Dan saat itulah aku
belajar untuk tidak banyak mengeluh. Aku bahkan gak tau “Ternyata keluhanku
malah membuat semuanya jadi terasa berat”.
Aku belajar
lagi, spaya besok bisa mengajar dengan baik, jauh-jauh hari ku persiapkan
diriku dengan matang, aku belajar agar bisa mengajar dengan baik menagajar
dengan hati dan menagajar dengan ilmu.
Meskipun baru
sebentar jadi guru, disini aku udah belajar banyak hal salah satunya bahwa tidak semua orang bisa disikapi dengan
cara yang sama. Kadang-kadang aku butuh lima cara yang berbeda untuk menghadapi
lima siswa yang berbeda karakter. Disini aku juga gak bisa menilai orang hanya
dengan sekali memandang, dan disinilah aku harus tau bahwa nilai setiap orang
tidak ditentukan diatas kertas putih tapi sebaliknya kertas putih bisa
menetukan nilai seseorang dimata orang lain.
Masih banyak
yang harus ku pelajari, karena ilmu yang terbantang luas ini sangat sayang
untuk di abaikan.
-------------------------------oOo-------------------------------