Hujan pagi itu.
pada Monday 5 June 2017
Jam
tujuh pagi aku sudah harus berangkat kesekolah. Tetapi waktu itu hujan turun
dengan derasnya.
Hujan turun lagi, seperti biasa hujan di pagi hari memang membuat sebagian orang tidak nyaman. Tapi biar bagaimanapun hujan adalah rahmat.
Pagi itu hujan turun dengan derasnya, sudah bisa di tebak dengan cuaca seperti
ini tentunya aktifitas belajar di sekolah sedikit terganggu. Salah satunya
siswa harus bergotong royong mebersihkan kelasnya dari lumpur akibat hujan.
Meskipun
hujan aku tetap harus bergegas menuju sekolah. Kembali melaksanakan rutinitas
harianku.
Meskipun hujan, siswa yang baik tetap akan hadir di
sekolah meskipun beberapa siswa yang lain agak telat. Telatnya
wajar-wajar aja kok, gak ada yang telat sampe jam 12 siang. Begit sapai di sekolah Aku segera masuk ke
kelas, dan hal pertama yang ku lakukan adalah mengecek kehadiran siswa. “dengan kondisi seperti ini biasanya ada sekitar tiga orang tidak ada di kelas, entah telat atau mungkin juga tidak
hadir”. Aku tak harus menunggu mereka yang keberadaanya masih gak jelas,
pelajaran pun segera ku mulai.
Hujan
pagi itu membuat suasana belajar di kelas menjadi tak nyaman. Dingin dan ruang
kelas menjadi agak gelap tentunya.
Meskipun tak sederas tadi, tapi suasana kelas tetap saja
dingin, dan terasa gelap walaupun lampu udah di nyalakan. Suasana kelas memang
kondusif tapi diamnya siswa menimbulkan beragam tanda tanya. “Ngertikah?”. Aku mengerti, gak semua siswa bersemangat pagi itu, aku pun melanjutkan pelajaran dengan sedikit
bercerita berusaha membangkitkan suasana kelas dan melupakan dinginnya cuaca.
Namun
hujan pagi itu punya cerita sendiri. Aku harus belajar untuk tidak hanya mengajar
angka dan kata. .
Seperti yang di katakan Ki Hajar Dewantara “ing ngarso
sung tuludo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani” yang artinya “di depan
memberi contoh, di tengah memberi semangat, di belakang memberi dorongan”.
Begitulah seharusnya, mengajarkan angka dan kata saja
tidak cukup. Justru mengajarkan keteladanan itu jauh lebih baik untuk
perkembangan seorang siswa.
Hujan pagi itu telah mengajarkanku satu hal “tak cukup
hanya bicara aku harus membuktikannya, seperti angka dalam matematika yang
harus bisa di buktikan nilai kebenarannya”. Dan pada akhirnya hujan pagi itu
telah membuktikan bahwa pembelajaran tak boleh berhenti begitu saja, meski di
luar kelas dan di luar jam belajar pendidikan harus tetap berjalan lewat keteladanan.
***