Aku masih ingat masa kuliah, masa dimana aku mulai berkembang.
pada Sunday 3 July 2016
Masa kuliah itu
masa-masa diamana aku harus belajar lebih mandiri. Disinilah aku belajar
pentingnya menghargai waktu dan pentingnya menghargai ilmu pengetahuan lebih
dari biasanya. Kuliah itu gak hanya sekedar mencari nilai dalam angka-angka,
tapi kuliah juga momen dimana aku harus membangun relasi dengan sesama
mahasiswa. Banyak hal menarik yang ke temukan selama kuliah, mulai dari
kekonyolan teman kuliah sampai perasaan hati yang sulit untuk di jelaskan.
Di kampus aku gak hanya belajar modul perkuliahan,
tapi juga belajar menata hati.
Bagi mahasiswa
ngomongin soal hati bukan hanya semata-mata ngomongin jatuh cinta, tapi malah
cenderung ngomongin perasaan saat menghadapi dosen, untuk beberapa dosen sikap
tegas dan disiplin itu sangat perlu. Tapi selalu aja ada mahasiswa yang merasa
di sulitkan dengan sikap dosen yang seperti itu, sampai-sampai-sampai aku harus
bergumam “Pak, saya juga punya hati dan perasaan”. Marah bukanlah! Solusi
setiap masalah, tapi biar bagaimana pun yang namanya dosen pasti akan marah
jika melihat mahasiswanya gak beres. Kita sama-sama emosian, dan disinilah aku
belajar menata hatiku berusaha berlapang dada saat menghadapi ocehan dosen yang
terkenal killer.
70% belajar sendiri, bukan hanya mempelajari mata
kuliah, aku lebih senang mempelajari nilai-nilai kehidupan.
Jujur ya,
mempelajari modul perkuliahan bukanlah perkara bisa-gak bisa. tapi perkara
rajin dan males. aku yakin setiap mahasiswa pasti bisa mencapai nilai IPK yang
bagsu selama dia rajin. Masalahnya gak semua mahasiswa itu rajin. Dan
masalahnya lagi, kita gak hanya hidup di kampus, ada kehidupan lain diluar sana
yang harus kita jalani. Salah atunya kehidupan di dunia maya. Mahasiswa di
tuntut untuk belajar sendiri, buklannya belajar mata kuliah aku malah sering
memplajari hal lain, misalnya belajar blogger.
Matematika itu gak sekeder ngitung angka, tapi juga
ngitung peluang dan kesempatan. Masih banyak hal yang lebih penting dari
sekedar angka.
Aku kuliah di
jurusan Pendidikan maematika. Selama ini banyak orang yang beranggapan bahwa
matematika itu serem. Ya! Matematika itu memang serem, apa lagi mahasiswa
jurusan matematika pasti wajahnya serem serem. Tapi apa kalian tau bahwa sesungguhnya
matematika itu mata kuliah yang asik, kita gak hanya sekedar menghitung angka.
Ada banyak yang lebih penting dari sekeder angka. Kita dituntut untuk belajar
dengan sebaik mungkin, bukan hanya sebanyak mungkin dan sekeras mungkin. Disini
aku juga belajar bahwa dalam menylsaikan matematika aku harus bisa menemukan
solusi dari sudut pandang yang berbeda.
Gak perlu khawatir, aku selalu punya temen untuk
berbagi.
“Terimakasih
kepada teman-temanku yang baik hatinya dan suka menolong. Tanpa kalian aku gak
akan sampai sejauh ini”. Kalo boleh jujur, masih banyak mahasiswa yang lebih
pinter dariku tapi masih banyak juga mereka yang tidak seberuntung aku. Taukah
kalian, akhirnya harus ku akui persahabatan itu lebih menguntungkan daripada
belajar modul kuliah. Tanpa sahabat yang aik hatinya tugas kuliahku tak akan
terselsaikan. Jujur deh gak ada yang lebih indah selain menyelsaikan tugas
kuliah barenag temen senasip dan seperjuangan
Sesama mahasiswa itu harus saling mengerti, gak hanya
urusan hati tapi juga urusan kantong.
Aku sadar dan
mengerti. Urusan hati itu memang sulit dimengerti, tapi bagi mahasiswa urusan
kantong lebih sulit dimenegrti. Kita pernah sama-sama gak punya uang tapi tapi
percayalah kita gak pernah kelaperan. Adaaa aja makanan yang bisa dimakan
meskipun kadang harus ngutang. Khusus di akhir bulan, kadang-kadang “ngutang” adalah pilihan paling tepat
untuk menyelamatkan dompet yang sedang sekarat. Biasanya gak ada yang bisa
menolong selain temen deket yang saling mengerti.
Banyak pelajaran
yang ku dapat selama kuliah, gak hanya pelajaran mata kuliah, tetapi nilai
pengalamannya. Kita sama-sama tau, IPK itu penting tapi jangan hanya
mengadalkan IPK, hubungan pertemanan sesama mahasiswa juga lebih penting.
Jadilah mahasiswa yang cerdas. Dan ingatlah kecerdasan yang sesungguhnya bukan
hanya diatas kertas putih.
-------------------------------oOo-------------------------------