Kayaknya Aku Baru Aja Tamat SMA, Eh! Sekarang Udah Jadi Guru SMA



Jadi guru SMA itu rasanya seperti mengenang masa SMA, apalagi aku baru lulus SMA beberapa tahun yang lalu jadi kenangan masa SMA itu masih melekat diingatanku. Bahkan aku masih ingat dengan jelas, siapa sahabat terbaikku temen yang sering jadi korpan ejekan dan temen yang sering jadi contekan. Gak bisa dipungkiri saat itu ngumpul barenag adalah hal yang paling menyenangkan meskipun gak ada jajan yang bisa di makan tapi paling tidak “Tugas selesai”.


Waktu itu aku Sekolah di MAN Pematangsiantar, setiap hari aku harus bangun subuh supaya gak ketinggalan angkot.
Rumahku di kampung sidomulyo desa kasindir, dan sekolahku di MAN Pematang siantar, yang terletak Jl.Singosari, perjalanan dari rumah ke sekolah bukanlah perjalan yang pendek butuh waktu kurang lebih setengah jam perjalanan normal tanpa macet. Supaya gak tekat, setiap hari aku harus berangkat jam enam pagi dari rumah, kalo telat aku bisa ketinggalan angkot dan pastinya telat kesekolah. Bangun pagi menjadi kebiasaan dan momen yang paling sacral karena biasanya kalo libur bangun paginya juga libur. Hehehehe..


Aku bukan siswa yang juara kelas, karena juara kelas bukan prioritasku, yang penting gak pernah berhenti untuk belajar.
Aku pernah punya keinginan untuk jadi rangking satu, tapi mengingat kebiasaan belajarku yang gak sehat aku sadar menjadi juara satu bukalah hal yang mudah bagiku. Sebagai anak cowok, nongkorong bareng sambil bersenda gurau adalah hal yang paling asik. Aku ngerti belajar adalah kewajibanku tapi bapak ibu guru juga harus ngerti gak semua pelajaran bisa ku kuasai dengan baik. ada beberapa mata pelajaran yang menurutku paling rumit dan lebih rumit dari soal matematika dan rumus fisika, “Sosiologi dan ekonomi”.  


2011 aku lulus dari MAN Pematangsiantar, rasanya hidup baru akan dimulai. Aku dan teman-temanku mulai berburu PTN.
Kelas XII adalah momen dimana kami jadi senior dan jadi penguasa sebagian lapak sekolah, waktu itu daerah kekuasaan kami meliputi mushola, perpustakaan dan lapak sekitar kelas XII IPB. Adikan kelas yang cabut di sana bakalan kami suru masuk dan yang nongkorong disana bakalan kami ospek, sedangkan kami, hanya guru yang berwenang yang berhak memarahi kami. Di kelas XII itulah persahabatan kami mulai terukir indah, kami mulai sering nongkrong bareng, poto bareng dan bercanda bareng. Tapi semua itu harus berakhir ketika UN menyapa. Beberapa di antara kami harus berburu PTN dan mulai sibuk menyusun strategi usai lulus SMA. Dan akhirnya setelah lulus, kami harus bubuar untuk mewujudkan cita-cita kami masing-masing.

Sekarang aku udah jadi guru SMA, masih honor siih, tapi udah mendingan yang penting Halal
Jadi gur itu punya nilai tersendiri dimata masyarakat, meskipun guru honor dan kita sama-sama tau penghasilannya gak seberapa, tapi disanalah sesungguhnya aku belajar. Belajr untuk menyampaikan ilmuku dan belajar untuk mendidik anak manusia demi masa depan bangsa yang cemerlang. Meskipun gak mudah tapi aku harus tetap semangat, karena ini adalah jalanku. Meskipun aku masih punya mimpi yang lain tapi gak ada salahnya aku jadi guru, yang pentingkan halal.



Gak tersa aku aduh jadi guru aja, padahal kayaknya aku baru aja lulus. Aku jadi ingat dengan momen dimana aku di hukum guru karena gak ngerjakan PR, dapet nilai jelek dan di marahin karena salah terus. Tapi aku juga masih inget dimana aku dapet pujian dari guru dan di sanjung temen-temenku. Dan sekarang semua tinggal kenangan, aku udah tau gimana rasanya jadi guru dan pasti aku sedikitnya aku udah ngalami apa yang dialami guruku dulu.

-------------------------------oOo-------------------------------



Blogger
Disqus

No comments