Nulis Yok!
pada Sunday 13 March 2016
Jadi penulis itu harus Rajin, sungguh-sungguh
dan tekun begitulah nasehat yang pernah ku baca di internet. Sebagai orang yang
pengen jadi penulis aku pun menyimak nasehat itu dengan seksama. Tapi sebagai
manusia biasa yang tak luput dari dosa kadang-kadang aku juga bisa males.
Kadang-kadang aku rajin kadang-kadang
juga aku males. Saat aku rajin apa pun bisa ku lakuan termasuk hal yang gak
biasanya ku lakukan pasti ku lakukan “misalnya memanjat tembok”. Tapi, saat
malesku keluar mau ngapa-ngapain pun males. bahkan mau ke toilet pun males.
Ehm… ngomongin tulisan, aku bukanlah
orang yang pinter nulis dan bukan penulis hebat apa lagi penulis terkenal “Tapi
aku juga pengen jadi penulis yang pinter, terkenal dan hebat”. Aku cuma nulis
apa yang bisa ku tulis, dan saat aku menilai tulisanku jelek, aku pun
memasukkan tulisanku itu kedalam folder “Proyek Gagal” yang isinya kumpulan
tulisanku yang ku nilai gak bagus\tapi suatu saat akan ku daur ulang.
Tapi, aku pernah hampir gak percaya kalo
ternyata aku punya tulisan yang menurutku bagus. Waktu itu aku iseng-iseng
“klik” sana “klik” sini dan pas ku buka folder Cerpen aku menemukan cerpen yang
pernah ku tulis beberapa waktu yang lalu “Kira-kira cerpen itu ku tulis tahun
2013”.
Aku hampir gak percaya kalo aku pernah
buat tulisan sebagus itu “Menurut aku aja sih bagus”. Aku sempet ingin
nerbitkannya di blog, tapi aku masih belum percaya diri, mungkin di lain waktu nanti
akan ku posting di blog ku yang sederhana ini. Sejak saat itu aku jadi tambah
semangat untuk nulis di blog lagi.
Masih ngomongin tulisan. Beberapa waktu
yang lalu aku sempet membuat postingan di blog yang judul besarnya “Gelas
Kosong” tapi karena waktu itu aku sibuk akhirnya aku gak melanjutlkan “Gelas
Kosongku” padahal ceritanya masih nanggung dan belum selesai. Bukannya menyelesaikan
“Gelas Kosong” aku malah membuat “Susu Coklat”.
Mulai dari “Get Up!”, “Gelas Kosong” sampai
“Susu Coklat”, semuanya berlatar belakang sama, sama-sama Mahasiswa Pendidikan
Matematika. “Lalu apa yang jadi pembeda?” “Kalo mau tau baca aja sendiri!” Hehehe. “Jelasnya, yang jadi pembeda
adalah alur dan penokohannya”.
Setiap tokoh punya cerita masing-masing
setiap tokoh juga punya karakter masing-masing. Dan setiap karakter punya
kepribadiannya masing-masing. Walau sama-sama mahasiswa Pendidikan Matematika
tapi karakter tokohnya punya ciri khas tersendiri dan yang paling penting
setiap tokoh punya ceritanya masing-masing.
“Kenapa harus Mahasiswa Pendidikan
Matematika? “
Mungkin karena aku mahasiswa Pendidikan
Matematika lah yang membuat tulisanku jadi berlatar belakang mahasiswa Pendidikan
Matematika.
Tapi yang paling penting bukan itu
semua, yang paling penting adalah aku gak berhenti menulis. Meskipun orang gak
pernah tau dan gak pernah mau tau. Aku akan terus menulis sampai tiba saatnya
aku harus berhenti Menulis.
#Semangat! …..
Jangan jadi pembaca terus, Ayo Nulis!
-------------------------------oOo-------------------------------