Nulis Yok!



Jadi penulis itu harus Rajin, sungguh-sungguh dan tekun begitulah nasehat yang pernah ku baca di internet. Sebagai orang yang pengen jadi penulis aku pun menyimak nasehat itu dengan seksama. Tapi sebagai manusia biasa yang tak luput dari dosa kadang-kadang aku juga bisa males.


Kadang-kadang aku rajin kadang-kadang juga aku males. Saat aku rajin apa pun bisa ku lakuan termasuk hal yang gak biasanya ku lakukan pasti ku lakukan “misalnya memanjat tembok”. Tapi, saat malesku keluar mau ngapa-ngapain pun males. bahkan mau ke toilet pun males.

Ehm… ngomongin tulisan, aku bukanlah orang yang pinter nulis dan bukan penulis hebat apa lagi penulis terkenal “Tapi aku juga pengen jadi penulis yang pinter, terkenal dan hebat”. Aku cuma nulis apa yang bisa ku tulis, dan saat aku menilai tulisanku jelek, aku pun memasukkan tulisanku itu kedalam folder “Proyek Gagal” yang isinya kumpulan tulisanku yang ku nilai gak bagus\tapi suatu saat akan ku daur ulang.

Tapi, aku pernah hampir gak percaya kalo ternyata aku punya tulisan yang menurutku bagus. Waktu itu aku iseng-iseng “klik” sana “klik” sini dan pas ku buka folder Cerpen aku menemukan cerpen yang pernah ku tulis beberapa waktu yang lalu “Kira-kira cerpen itu ku tulis tahun 2013”.

Aku hampir gak percaya kalo aku pernah buat tulisan sebagus itu “Menurut aku aja sih bagus”. Aku sempet ingin nerbitkannya di blog, tapi aku masih belum percaya diri, mungkin di lain waktu nanti akan ku posting di blog ku yang sederhana ini. Sejak saat itu aku jadi tambah semangat untuk nulis di blog lagi.

Masih ngomongin tulisan. Beberapa waktu yang lalu aku sempet membuat postingan di blog yang judul besarnya “Gelas Kosong” tapi karena waktu itu aku sibuk akhirnya aku gak melanjutlkan “Gelas Kosongku” padahal ceritanya masih nanggung dan belum selesai. Bukannya menyelesaikan “Gelas Kosong” aku malah membuat “Susu Coklat”.

Mulai dari “Get Up!”, “Gelas Kosong” sampai “Susu Coklat”, semuanya berlatar belakang sama, sama-sama Mahasiswa Pendidikan Matematika. “Lalu apa yang jadi pembeda?” “Kalo mau tau baca aja sendiri!” Hehehe. “Jelasnya, yang jadi pembeda adalah alur dan penokohannya”.

Setiap tokoh punya cerita masing-masing setiap tokoh juga punya karakter masing-masing. Dan setiap karakter punya kepribadiannya masing-masing. Walau sama-sama mahasiswa Pendidikan Matematika tapi karakter tokohnya punya ciri khas tersendiri dan yang paling penting setiap tokoh punya ceritanya masing-masing.

“Kenapa harus Mahasiswa Pendidikan Matematika? “
Mungkin karena aku mahasiswa Pendidikan Matematika lah yang membuat tulisanku jadi berlatar belakang mahasiswa Pendidikan Matematika.

Tapi yang paling penting bukan itu semua, yang paling penting adalah aku gak berhenti menulis. Meskipun orang gak pernah tau dan gak pernah mau tau. Aku akan terus menulis sampai tiba saatnya aku harus berhenti Menulis.
#Semangat! …..

Jangan jadi pembaca terus, Ayo Nulis!
-------------------------------oOo-------------------------------



Blogger
Disqus

No comments